Senin, 17 Mei 2021

 Renungan Harian  : | Senin, 17 Mei 2021


“Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia“ (Mazmur 37:7)


    Ini tentang dua wanita bersaudara yang sama – sama mengasihi Yesusnya dengan cara yang berbeda. Marta, caranya mengasihi Yesus ditunjukkan dengan sibuk melayani, sibuk mempersiapkan apa yang menurutnya menjadi kebutuhan Yesus. Maria, memilih untuk hanya duduk diam di dekat Yesus, diam dan mendengarkan. Dan setelah itu, kita sudah sama – sama tahu apa yang kemudian terjadi.

    Saya tidak sedang menghakimi Martha ataupun memuji Maria. Buat saya ini adalah sebuah pilihan. Saya pernah bahkan sering ada di posisi Martha. Memilih bersibuk diri dengan dalih mempersiapkan yang terbaik buat Yesus. Dan memilih segera berseru amin ketika doa dipersiapkan seperti “ sajen” untuk mengawali sebuah pertunjukkan. Doa yang mengawang entah kemana karena pikiran terlalu penuh dengan semua jadwal acara. Yesusnya entah disimpan dimana.

    Semua baik – baik saja, iya. Tapi masalahnya ketika terburu – buru datang padaNya, ketika jam doa dibatasi kesibukan, ketika mata terpejam tapi Yesus tidak ada di dalamnya, dan kemudian kata amin terucap, apa yang bisa kita dapatkan?

    “Ku mau sepertiMu Yesus disempurnakan slalu,” kata sebuah lagu. Pertanyaannya, bagaimana bisa seperti Yesus kalau tidak punya waktu untuk membaca dan merenungkan firmanNya? Bagaimana mau seperti Yesus kalau pribadi Yesusnya sendiri tidak dikenal. Bagaimana mengijinkan Yesus mengubah hidup kita, kalau kita terlalu terburu – buru datang padaNya. Dan bagaimana Dia bisa mengubah hidup kita, kalau hanya sibuk mempersiapkan apa yang kita pikir kebutuhanNya, tanpa memperdulikan kerinduanNya.

    Sekali lagi ini adalah sebuah pilihan, Maria atau Martha? Kalau kerinduannya adalah karakter yang berubah, pribadi yang berubah, pikiran yang berubah, kita tahu pilihan mana yang harus dilakukan. Satu yang tetap harus diingat, diubah dalam hadiratNya, itu berarti lebih banyak diam di hadiratNya, membaca dan merenungkan firmanNya. Karena mengenal Yesus tidak cukup hanya pikiran tapi juga hati.

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASUKKAN KOMENTAR ANDA